6 - Evolusi


Nama   : Widya Refriatna Handriat
NPM   : 16517191
Kelas   : 1PA11

Ø  Evolusi

Teori evolusi genetika dipelopori oleh Gregor Johann Mendel. Gregor Johann Mendel (20 Juli 1822 - 6 Januari 1884) adalah seorang Augustinian imam dan ilmuwan, yang memperoleh ketenaran dari ilmu baru genetika untuk studi tentang warisan tertentu pada tanaman. Ia mengemukakan teori genetika yang berkaitan dengan adanya sejumlah sifat yang dikode oleh suatu macam gen. Dengan demikian banyaknya variasi alel menentukan kemampuan terhadap ketahanan untuk dapat bertahan hidup. Hanya saja pada zaman Mendel, teori ini belum dipahami dan belum diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk menerangkan teori yang lain. Teori genetika mengalami stagnasi hampir selama 35 tahun sejak dikemukakan, dan baru disadari kegunaannya di awal abad ke-20. Teori evolusi genetika terdiri dari :

a. Hukum Pertama Mendel
Berdasarkan eksperimen persilangan yang dilakukan Mendel dengan menggunakan satu sifat beda dari tanaman ercis (Pisum sativum), Mendel menarik beberapa kesimpulan yaitu setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi dari parental. Satu informasi berasal dari sel jantan dan yang satu lagi berasal dari sel betina. Hukum petama ini dikenal dengan Hukum segregasi.         

b. Hukum Kedua Mendel
Hukum kedua Mendel ini menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel gamet jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dalam keturunannyam dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karenan didominasi oleh gen yang lebih kuat.

Temuan Mendel mempunyai implikasi penting dalam evolusi. Karyanya membantah adanya teori percampuran dalam keturunan (The Blending Theory of Inheritence) yaitu pemikiran bahwa ciri orang tua diwariskan kepada anak dan kemudian bercampur, lalu diwariskan ke generasi berikut dalam bentuk campuran. Eksperimen Mendel membuktikan justru kebalikannyalah yang benar, yaitu faktor genetik yang diwarisi dari orang tua hanya bergabung untuk sementara waktu dalam diri anak, dan dalam generasi berikutnya faktor genetik tersebut akan memisah lagi menjadi satuan yang ada pada induk aslinya.

Di dalam Hukum Mendel terdapat suatu pola pewarisan sifat yang biasa disebut sebagai pola-pola pewarisan hereditas. Pewarisan sifat ini merupakan suatu sifat yang diturunkan dari induk kepada turunannya.
Pola pewarisan ini pertama kali diperkenalkan oleh Mendel. Setelah dilakukan penelitian lanjutan oleh para ilmuwan ternyata ditemukan perbedaan-perbedaan yang tidak sesuai dengan pola Mendel. Perbedaan tersebut antara lain penyimpangan Hukum Mendel, determinasi seks, gen letal, pautan, dan pindah silang.
Percobaan pertama yang dilakukan oleh Gregor Mendel ialah pada tanaman ercis (pisum sativum). Dari percobaan tersebut Mendel merumuskan suatu hipotesis bahwa sifat pada organisme yang akan diturunkan secara bebas dari induk ke keturunannya disebut Hukum Mendel 1. Berikut ini ada dua istilah pewarisan sifat di Hukum Mendel, antara lain:
·           Monohibrid
Persilangan Monohibrid ialah suatu persilangan yang hanya menggunakan gen yang memiliki macam yang berbeda dan satu tanda berbeda.
·           Persilangan Dihibrid
Persilangan yang menggunakan dua pasangan kromosom yang berbeda dan dua tanda yang berbeda. Satu jenis alel tidak hanya menurunkan satu sifat organisme saja. Namun, secara bersamaan pun beberapa sifat organisme dapat diturunkan.

Ø  Adaptasi
Pengertian Adaptasi adalah sistem bagaimana organisme melawan desakan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang bisa beradaptasi terhadap lingkungannya bisa untuk: mendapatkan air, udara dan nutrisi (makanan). Menguasai keadaan fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas. Dengan demikian ditempat tersebut makhluk hidupnya mempunyai wujud dan karakteristik berbeda-beda tergantung daerah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Habitat ialah lingkungan makhluk hidup bertempat tinggal. Pada dasarnya, makhluk hidup yang sudah beradaptasi di lingkungan tertentu susah untuk beradaptasi ditempat lain. Kecuali manusia, karena manusia memliki otak dan pikiran sebagai alat untuk beradaptasi dengan berbagai lingkungan yang ada. Otak dan pikiran ini digunakan untuk menyesuaikan lingkungan dengan keinginannya. Contohnya, dikutub dengan kondisi dingin maka ia membuat rumah yang berbentuk seperti kubah karena dengan bentuk seperti itu maka suhu didalamnya akan lebih hangat.



Komentar

Postingan Populer